"Porsi"

Saya sering kali mendengar tentang "Porsi", banyak sekali orang-orang di sekitar saya yang berbicara mengenai "porsi" ini.

"Semua orang sudah punya "porsi"-nya masing-masing. Jadi kalau saya begini-begini saja yah berarti porsi saya juga cuma segini. Cukup. Saya dan dia memang berbeda. Takaran kami tidak sama."

Kata "Porsi" ini sudah ada sejak lama dan seolah-olah sudah menjadi tameng untuk kita berlindung dan membela diri dari pertanyaan-pertanyaan yang sepertinya menyudutkan kita karena kita tidak bisa sama seperti orang lain. Pertanyaan-pertanyaan seperti, "kenapa kamu tidak bisa meraih peringkat pertama ? kenapa kamu tidak secantik si A ? coba lihat si A, udah pintar, cantik, bisa merawat diri, kenapa kamu begini-begini saja ?" dan lagi jawabannya selalu "Porsi kita beda, saya nggak akan seperti dia. Porsi saya sudah begini, mau diapain lagi ?"

Beberapa waktu lalu, seorang sahabat bilang kepada saya, "Saya iri sama kamu, tapikan iri itu tidak boleh, semua sudah ada porsi-nya." dan akhirnya lahirlah tulisan ini.

"Porsi"

Saya percaya kalian pasti punya keyakinan bahwa, rejeki, berkat, semua itu sudah diatur sama Tuhan. Tapi, kita kan harus berusaha. Tuhan akan memberikan sesuatu yang setimpal dengan usaha kita. Begitu juga dengan porsi atau takaran diri kita. Tuhan sudah memberikan kepada kita akal, untuk berpikir dan menambah porsi kita.

Dalam arti, kita punya hak dan Tuhan kasih kita kesempatan untuk mengembangkan diri kita agar "porsi" yang Tuhan kasih itu bisa bertambah. Tentu saja dengan usaha. Kita harus usaha agar diri kita bisa setara dengan orang lain. Kita harus usaha agar diri kita bisa maju. Kita harus usaha agar potensi dan bakat dalam diri kita tidak hanya menjadi sesuatu yang terkubur dalam-dalam. Potensi itu harus kita gali, agar dia muncul di permukaan, kemudian dikembangkan.

Sudah tidak asingkan dengan deretan kata "Usaha tidak mengkhianati hasil," ini berarti kalau kita usaha, hasilnya juga akan setimpal.  Tidak mungkin kita berusaha keras dan "porsi" kita tetap begitu-begitu saja. Tuhan kan tidak pernah tidur. Tuhan akan menambah "takaran" kita kalau kita minta ke Dia, berdoa, usaha, dan tidak menyerah. Semua kembali lagi ke diri kita masing-masing. Bagaimana cara kita untuk mengembangkan diri, untuk mengoptimalkan diri kita agar kita layak dapat "porsi" lebih.

Keyakinan tentang "porsi" yang tidak sebanding atau tidak sebesar orang lain hanya akan membuat kita diam di tempat. Kapan mau maju kalau terus berpikir seperti itu. Kapan mau maju kalau kita terus saja membandingkan takaran kita dengan takaran orang lain. Usaha. Usaha biar takaran itu jadi sama. Jangan terus-menerus berlindung dibalik kata-kata "porsi". Ini hanya akan membuat kalian berhenti berusaha, menyerah, kemudian pasrah.

"Bagaimana kalau saya sudah berjuang. Berusaha setengah mati, tapi saya begini-begini saja ?"

Lagi. Kesempatan. Semua orang mendapatkan kesempatan di waktu yang paling tepat. Tuhan tahu apa yang paling baik untuk umat-Nya. bisa saja kita udah usaha, keras sekali, tapi kita belum melihat hasilnya, gagal, hal itu terjadi karena itu mungkin bukan kesempatan kita, atau karena apa yang kita kejar apa yang kita usahakan bukan apa yang Tuhan mau untuk kita.

Tuhan sudah sediakan yang terbaik di waktu yang tepat untuk kita. Tugas kita hanya berdoa dan berusaha. Kalau gagal, coba lagi. Gagal bukanlah sesuatu untuk membuat kita menyerah. Putus asa, menyesal, sedih, silahkan. Kita manusia. Kita punya perasaan. Tapi untuk menyerah dan pasrah itu bukan pilihan. Jangan biarkan hal-hal negatif terus menguasai kita dalam waktu yang lama. Bangkit lagi, usaha lagi, sampai akhirnya kita mendapat bayaran dari kerja keras kita.

"Saya ini sudah belajar siang-malam, les di tempat bagus dan mahal, tapi kok saya tetap tidak pintar matematika seperti si A ?"

Tidak pintar di salah satu mata pelajaran bukan berarti "porsi" kita berbeda. Kita tidak pintar matematika tapi kita pasti punya satu hal yang bisa kita lakukan dengan baik mengalahkan si A. Jago olahraga, pintar berpidato, bisa pencak silat, dll. Masih banyak hal diluar sana yang bisa kita lakukan untuk maju dan berkembang. Mungkin "porsi" kita di bidang pelajaran sedikit tapi tidak menutup kemungkinan "porsi" kita di bidang lain lebih banyak dan kesempatan kita lebih besar daripada mereka yang jago di pelajaran.

Jadi, "porsi" kita ditentukan oleh diri kita sendiri. Ini diri kita. Kita yang menentukan akan seperti apa. Kita yang tahu tentang potensi-potensi kita, maka kita sendiri-lah yang menjadi patokan untuk maju, mengembangkan diri kita, menambah porsi kita atau hanya berdiam diri, pasrah dengan keadaan dan dengan "porsi" kita.

Semangat.
Terus kembangkan diri dengan potensi yang ada, jangan menyerah, berusaha terus, dan hasilnya serahkan sama Tuhan.

Komentar

  1. Bagus lady😍😍lebih kembangkan lagi lady😘tetap semangat ya😘doaku semoga jadi penulis terbaik dan memotivasi banyak orang😘😘😘salam rindu lady❤❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin 💛 Terimakasih yaa. Semangat jugaa 🌻 Salam rindu 😘

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Diriku, 2021

Mulai Dari, Saya..